Find us

Senin, 22 Desember 2008

Yang di Yasco

Anggota Paling Muda
Wb. 6299, lahir tanggal 10 April 1971.
Usia waktu masuk anggota 19 tahun (1990).

Anggota Paling Tua:
Pk. 4924, lahir tanggal 30 September 1922.
Usia waktu masuk anggota 83 tahun (2005)

Anggota Paling Tinggi (badan):
Pria: Pk. 3713, 190 cm (berat 95 kg).
Wanita: Wb. 2260, 185 cm (berat 78 kg).

Anggota Paling Pendek (badan):
Pria: Pb. 3164, 148 cm (berat 58 kg).
Wanita: Wb. 6001, 137 cm (berat 38 kg).

Anggota Paling Cepat Menikah:
11 hari, terhitung sejak perkenalan pertama sampai menikah (September 1975).

Anggota Paling Tinggi Pangkat Waktu Masuk:
Dari Militer: Pk. 1370 (Mayor Jenderal)
Dari Sipil: Pk. 232 (Deputi Lembaga Tinggi Negara).

Paling Banyak Peserta:
1000 orang pada Pertemuan Umum ke 4 Tanggal 8 Maret 1975, acara “YASCO NIGHT” (Malam Final Ratu & Raja Kacamata 1975) di Gelanggang Remaja Planet Senen.

Paling Sedikit Peserta:
30 orang pada Pertemuan Umum ke 98 tanggal 15 – 23 Maret 1986, acara “Tour Malang, Gunung Kawi dan Bali”.
Read more ...

Jumat, 19 Desember 2008

Subky Hasbie, Abadikan Diri Bantu Sesama Temukan Pasangan Hidup


Sukses Bawa Sembilan Ribu Jomblo ke Pelaminan
H M. Subky Hasbie merasa bahagia jika melihat pasangan yang setia, bahagia, dan penuh gairah cinta. Tujuan itulah yang membuat dia sejak 1974 mendedikasikan hidup untuk membantu para lajang menemukan jodohnya.

AHMAD BAIDHOWI, Jakarta

SUATU kali, pada awal 1970-an saat masih tinggal di rumah kos di belakang Hotel Kartika Plaza, Jakarta, Hasbie heran melihat banyak teman lajangnya kesulitan mencari pasangan. Padahal, mereka bukan orang sembarangan. Teman satu kosnya, misalnya, seorang insinyur yang punya pekerjaan mapan sebagai kepala bagian di sebuah swasta.

Kehidupan metropolitan Jakarta yang sibuk, lanjut Hasbie, membuat orang baik menjadi tak "bersinar" dan mendapat respons lawan jenisnya. Kenyataan inilah yang mendorong Hasbie pada 1972 merintis biro konsultasi keluarga, khususnya biro jodoh.

Pada 1974 saat menjabat ketua Yayasan Kesejahteraan Mahasiswa Indonesia (Yakmi), dia menggulirkan gagasan untuk membentuk badan usaha dengan nama Yakmi Services Corporation disingkat Yasco. "Tidak ada teman yang mendukung karena menganggap program ini 'aneh'. Waktu itu memang tidak ada orang yang berpikiran bahwa mencari jodoh perlu dilembagakan", ujarnya.

Namun, pria yang lahir di Banjarmasin, Kalsel, 64 tahun lalu itu tak patah arang. Dia kemudian menjalin kerja sama dengan media mingguan Buana Minggu. Pada 11 Mei 1974, rubrik biro jodoh di mingguan itu pun mulai terbit. "Hari itu kemudian saya tetapkan sebagai tanggal resmi berdirinya Yasco", katanya.

Gayung langsung bersambut. Dalam waktu singkat, ratusan surat dan telepon masuk ke kantor Yasco di Jalan Ki S. Mangunsarkoro No. 1, Jakarta Pusat. Agar lebih mantap, Hasbie pun mendaftarkan Yasco dengan nama kepanjangan baru (Yayasan Scorpio) ke Dinas Sosial DKI Jakarta dan Departemen Sosial RI.

Setelah beberapa kali pindah kantor, kini Yasco menempati kantor sederhana di Jalan Kramat
Lontar J-163 Jakarta Pusat. Kantor berukuran sekitar 5 x 8 meter tersebut dikelola Hasbie bersama beberapa orang staf. "Kantor ini merupakan bantuan dari mantan Dirjen Bansos Pak Yusuf Thalib. Dia teman saya", tuturnya.

Mantan kepala bagian Litbang Departemen Agama yang hobi berceramah di acara pernikahan itu mengakui, keberhasilannya merintis Yasco tidak lepas dari bantuan para sahabat. Salah satunya KH Dr Idham Chalid, mantan ketua DPR/MPR RI. "Pada awal 1975 beliau meminjamkan paviliun rumahnya di Jl Mangunsarkoro sebagai kantor Yasco. Semua peralatan kantor juga dipinjami", katanya.

Dua tahun pertama Yasco berdiri, jumlah anggota yang mendaftar maupun peminat terus meningkat. Jika pada 1974 jumlah anggota hanya 382 orang dan peminat 2.168 orang, pada 1975 meningkat pesat dengan jumlah anggota 741 dan peminat 7.823 orang.

Kegiatan "Mak Comblang" itu juga terbilang sukses. Pada tahun pertama Yasco berhasil mengantarkan 158 pasang anggotanya menuju pelaminan. Lalu pada 1975 bertambah lagi 135 pasang. "Senang bercampur haru", itulah jawaban Hasbie saat ditanya perasaannya ketika berhasil mengantarkan para jomblo alias bujangan ke jenjang pernikahan.

Setelah 34 tahun berlalu, Yasco tetap eksis. Saat ini jumlah anggotanya mencapai 15 ribu dengan jumlah peminat lebih dari satu juta orang. Dari jumlah tersebut, sudah ada 2.479 anggota pria dan 6.630 anggota wanita (total 9 ribu lebih) yang berhasil menemukan pasangan hidup dan menikah. "Kalau ditambah yang menikah dengan selain anggota atau peminat, jumlahnya tentu lebih banyak lagi", ujar Hasbie.

Anggota adalah orang yang mendaftar dan memiliki nomor atau kode anggota, sedangkan peminat adalah orang yang melayangkan surat ke Yasco setelah melihat profil anggota Yasco (melalui buletin Mesra atau melalui media massa umum).

Untuk memuluskan kegiatan perjodohan, Yasco memang menerbitkan buletin Mesra. Buletin tersebut dibagikan gratis kepada anggota yang mengikuti kegiatan pertemuan rutin tiga bulan sekali. Sedangkan bagi nonanggota, Yasco memungut biaya Rp 40.000 untuk setiap edisi Mesra.

Buletin setebal 24 halaman tersebut berisi berbagai informasi kegiatan pertemuan antaranggota Yasco maupun data anggota-anggota baru. Semuanya tertulis dengan kode. Misalnya, anggota terakhir yang profilnya ditampilkan di buletin Mesra edisi 138 yang terbit September lalu adalah Wb. 9840. Kode itu menunjukkan bahwa dia adalah wanita yang menjadi anggota ke-9.840 di Yasco. Sedangkan anggota terakhir pria berkode Pk. 5035, artinya, anggota pria ke-5.035 di Yasco.

Dalam profil Wb. 9840 tertulis: Gadis; lahir 1969; suku Jawa; agama Islam; pendidikan S-2; pekerjaan dokter; penghasilan cukup; hobi olahraga; nyanyi; sifat pengertian; setia; tinggi 157 cm, berat 55 kg; kulit kuning langsat; muka oval; rambut hitam berkerudung; domisili di Jakarta. Mencari suami, usia antara 35-45 tahun; status jejaka/duda; agama Islam; pendidikan sarjana; pekerjaan tetap; penghasilan cukup; hobi apa saja yang baik; sifat penyayang; penyabar; tinggi 168 cm, berat seimbang.

Profil tersebut tanpa disertai foto, alamat, maupun nomor telepon. Menurut Hasbie, kerahasiaan klien atau anggota biro jodoh memang menjadi prioritas utama. Karena itu, Yasco hanya menampilkan nomor kode, serta sekilas identitas anggota.

"Jika ada anggota yang tertarik dengan anggota lain, kami baru bisa menunjukkan fotonya serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk bertemu, mereka bisa minta bantuan kami untuk mempertemukan di Kantor Yasco atau janjian untuk bertemu sendiri", paparnya.

Hasbie menambahkan, pengalaman 34 tahun mengasuh Biro Jodoh Yasco memberinya kesempatan untuk mengenal berbagai karakter orang. Anggota Yasco memang sangat beragam, mulai orang desa hingga kota, tukang becak sampai pengusaha, penganggur sampai direktur, sopir mikrolet hingga pilot jet, suster sampai dokter, bahkan kopral hingga jenderal. Pada 1980-an, kata dia, memang ada perwira tinggi ABRI berpangkat mayor jenderal yang terdaftar sebagai anggota Yasco.

"Untuk asal anggota, hampir imbang antara di Jakarta dan Bandung. Sedangkan di kota-kota lain seperti Surabaya dan Semarang, jumlahnya relatif sedikit", jelasnya.

Sebagai bahan database, Yasco juga mencatat beberapa rekor anggota. Misalnya, anggota tertua dengan kode Pk. 3054 yang lahir pada 1905. Saat masuk Yasco pada 1986, usia anggota itu sudah 81 tahun. "Namun, baru-baru ini rekornya terpecahkan. Sebab, ada anggota yang baru mendaftar pada umur 82 tahun", ujarnya.

Mantan ketua Senat Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Cabang Malang itu bersyukur dapat jodoh pada usia yang relatif muda. Dia menikah pada 4 Agustus 1972 dengan Irianti yang telah memberinya lima anak.

"Istri saya dulu asisten dokter. Saya ketemunya biasa saja. Bukan dijodohkan oleh teman", katanya.

Dari kelima anaknya, kata Hasbie, empat di antaranya sudah menikah. "Alhamdulillah, mereka mendapatkan jodohnya mudah, dalam arti ketemu jodohnya sendiri, tidak melalui Yasco", katanya lantas tersenyum. (el)

courtesy of JawaPos.co.id;
Read more ...

Senin, 15 Desember 2008

Pertemuan Umum 308

SAMBUTAN TAHUN BARU 2009
AULA PEGADAIAN –Jl. Kramat Raya 162 Jakpus
Minggu 11 Januari 2009 Pukul 11.00 – 16.00 WIB


Dalam rangka memperkenalkan anggota dan peminat secara langsung, kami akan mengadakan Pertemuan Umum pada hari Minggu, 11 Januari 2009, jam 11.00 – 16.00, di Gedung Pegadaian, Jl. Kramat Raya 162 Jakpus. Siapa saja yang berminat boleh ikut, tapi sebelumnya harus mendaftar di kantor YASCO, Jl. Kramat Lontar J-163 Jakpus.

Biaya & Waktu Pendaftaran:
Sebelum tanggal 4 Januari 2009:
Rp 150.000,- untuk Anggota
Rp 180.000,- untuk Umum
Sesudah tanggal 4 Januari 2009, biaya pendaftaran Rp 200.000,-

Pendaftaran bisa dilakukan dengan mentransfer biayanya ke BCA dengan No. Rek. 342 1948 435 (a.n. HMS. Hasbie). Kemudian, bukti transfer beserta nama dan alamat anda segera di-fax ke: 021.3147234. Jika tidak di-fax berarti anda tidak tercatat sebagai peserta.

Bagi peserta Bandung yang mau ikut rombongan dapat menghubungi Ibu DIAH di 022.70944850.
Read more ...

Rabu, 10 Desember 2008

Menelusuri Biro Jodoh Tersohor, Yasco (2-Habis)

IDE mendirikan Yayasan Scorpio (Yasco) yang dilakukan Drs HMS Hasbie boleh dibilang hanya spontan. Lahirnya yayasan yang bergerak di bidang biro jodohnya ini, juga melibatkan mantan Ketua Umum PBNU Ideham Chalid. Bagaimana ceritanya?

Menurut Hasbie, waktu itu dia baru saja merantau ke Jakarta, setelah menamatkan studi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Malang (Jatim).

Tiba di Jakarta, Hasbie tinggal kost di belakang Kartika Plaza. Teman satu kostnya seorang insinyur, kepala bagian di perusahaan swasta, dan pekerja lainnya, yang semuanya bersatus masih pejaka.

Waktu itu –tahun 1974, Hasbie melihat ada dua media di Jakarta

yaitu suratkabar Pos Kota dan majalah Selekta (sudah tutup), yang menyediakan kolom jodoh. Teman-teman di kost Hasbie, saling berebutan mengirimkan data diri ke dua media itu, dengan harapan bisa mendapatkan jodoh.

Namun, apa hasilnya? Teman-teman satu kost Hasbie kecele, karena tak satu pun dari mereka mendapat respon dari gadis yang diidamkan.

"Melihat kondisi itu muncul ide saya, mengapa tidak dibuat saja wadah yang benar-benar memberikan sarana bertemunya pasangan pria dan wanita yang ingin mendapatkan jodoh," kata pria kelahiran Amuntai 50 tahun yang lalu ini.

Ide itu, lanjut dia, lalu disampaikannya kepada KH DR Ideham Chalid, yang saat itu Ketua DPR/MPR. Dan, tokoh NU yang juga kelahiran Amuntai itu, merespon positif ide Hasbie. "Itu ide yang bagus, karena bisa menolong orang yang kesulitan mendapat jodoh," ucap Hasbie, menirukan ucapan Ideham Chalid 30 tahun silam.

Selanjutnya, Hasbie mendirikan Biro Konsultasi Keluarga tapi namanya belum ada. "Lama sekali saya mencari nama untuk yayasan itu. Eh, Pak Ideham lalu bilang, kamukan bintangnya Scorpio, kenapa tidak pakai itu saja," ujarnya. Sejak itulah lahir Yayasan Scorpio yang disingkat Yasco, pada 11 Mei 1974.

Di mana kantornya? Di sini kembali Pak Ideham berjasa untuk menghidupkan Yasco. Beliau, kata Hasbie, meminjamkan halaman rumahnya di Jalan Mangun Sarkowo 51 Menteng untuk dijadikan kantor Yasco. Di tempat itu, sempat berjalan satu tahun. Tapi, mengingat peminat banyak dan rumah Pak Ideham jadi terganggu, maka pindah ke lokasi lainnya.

Awal berdirinya Yasco, ingat Hasbie, ditanggapi beragam.

Ada yang ragu, curiga, bahkan khawatir. Tapi, ada pula yang menyambut positif.

"Saya sendiri sempat ragu, apakah lembaga ini bisa eksis untuk jangka panjang dan bermanfaat untuk masyarakat, mengingat lembaga seperti ini tahun 1974 belum ada," ucapnya.

Tapi, keraguan itu sirna, setelah beberapa tokoh masyarakat dan pejabat ikut mengayomi YASCO seperti DR Haryono Suyono (Kepala BKKBN), DR Sukamdani Sahid Gotosardjono (pengusaha), Dr Ali Akbar (almarhum) Ketua YARSI/Islam) dan lainnya.

Minat menjadi anggota YASCO juga terus bertambah. Mereka berasal dari berbagai profesi, mulai ABRI berpangkat Letjen, eksekutif Ketua Badan Pemerintah setingkat menteri, pejabat eselon I atau Dirjen, Wakil Ketua MPR-RI, beberapa anggota DPR-RI, hingga pengusaha dan direktur utama BUMN/D.

Ada juga ulama, pendeta, guru besar sampai kelompok masyarakat lapisan bawah. "Memang sampai sekarang kami menjaga rahasia nama mereka," kata Hasbie.

Bagaimana cara pria dan wanita berjodoh setelah menjadi anggota Yasco? Caranya, menurut Hasbie, setelah menjadi anggota atau bisa juga cuma peminat, mereka bisa berkenalan lewat teknologi komunikasi, kunjungan atau tatap muka langsung.

Paling banyak diminati melalui pertemuan umum yang diselenggarakan secara berskala setiap bulan. Anggota yang hadir biasanya 100 sampai 800 orang tiap pertemuan. Dari pertemuan itu, Biro Jodoh Yasco dikenal pula dengan sebutan Terminal Cinta.

Anggota Yasco sendiri datang dari daerah seluruh Indonesia, bahkan ada pula dari luar negeri. Jadi, pengelola harus menyediakan tempat pertemuan yang luas untuk pertemuan mereka itu.

Pada perayaan HUT Yasco ke-30 ini, pengelola menggelar pertemuan untuk ke 274. Pertemuan akan berlangsung pada 16 Mei 2004 di Gedung Sarinah Lt 14, jelas Hasbie, seraya menambahkan jika ada yang berminat jadi anggota baru bisa kirimkan data ke Yasco, dengan alamat Jl Kramat Lontar J-163, Jakarta Pusat. mur
Read more ...

Pahlawan Biro Jodoh

Yayasan Scorpio (Yasco) telah menjodohkan lebih dari 10.000 orang. Banyak orang menaruh harapan mendapat jodoh dari ”Mak Comblang” yang dirintis 34 tahun lalu oleh HMS Hasbie.

Pendiri sekaligus pengasuh Yasco, Drs. HMS Hasbie (64) tidak menyangka usahanya bisa bertahan hingga kini. Kegiatan nirlaba ini dirintis tatkala Hasbie masih duduk di bangku kuliah IAIN Malang. Ketika itu dia menjadi ketua salah satu kelompok kegiatan mahasiswa. Namun niat baiknya tidak mendapat sambutan dari teman-temanya. Mereka beralasan menjodohkan itu hanya kerjaan orang yang tidak punya pekerjaan.

Dia tidak berhenti karena itu. Dia Sampai dijauhi oleh beberapa teman-temanya, namun ia membentuk yayasan biro jodoh sendiri 11 Mei 1974. Pemberian nama Yasco atas usul Idham Chalid, kenalanya yang kebetulan Ketua DPR saat itu. Hasbie bertutur, dirinya diberi nasehat oleh Idham Chalid, agar menjadikan kegiatan “menjodohkan” lintas agama dan golongan. “Persoalan jodoh kan persoalan semua orang, tidak terbatas pada agama atau golongan tertentu,” ujar pria kelahiran Amuntai, Banjarmasin ini menirukan Idham Chalid. Bintang Hasbie yang kebetulan Scorpio, dipakailah menjadi nama yayasan.

Oleh Idham Chlalid, Hasbie diberi tempat untuk berkantor di rumahnya, kawasan Menteng. Dengan adanya kantor, banyak orang yang datang. Mereka yang datang saat itu kebanyakan anggota DPR dan para pejabat pemerintah. Yasco saat itu, juga mengasuh rubrik kontak jodoh di koran Buana Minggu dan beberapa mingguan lain. Untuk awalnya, yang dijodohkan adalah teman-teman dekat Hasbie dan kawan-kawan sang istri, Hj. Irianti.

Untuk menjadi anggota Yasco cukup mudah. Mereka yang berminat cukup datang ke kantor Yasco untuk mendata diri serta menuliskan kriteria jodoh yang dikehendaki. Setelah itu data dan foto mereka akan dimuat pada buletin Mesra. Buletin ini berisi data-data anggota tiga bulan terakhir. Selain itu, anggota Yasco juga berhak melihat album yang berisi foto dan data anggota lain. Jika dari pencarian itu ada yang menarik hati, anggota bisa menuliskan surat perkenalan dengan perantaraan Yasco. Selanjutnya, perkenalan atau pertemuan berikutnya diatur sendiri oleh masing-masing anggota tadi. Selama tetap membayar iuran bulanan, data anggota akan terus dipasang dan mendapat pelayanan dari Yasco untuk perkenalan.

Sarana lain yang dipakai untuk perjodohan adalah dengan pertemuan umum. Setiap tiga bulan sekali Yasco mengundang seluruh anggota serta peminat untuk menghadiri pertemuan satu hari. Di situ digelar berbagai kegiatan seperti perkenalan, games, ramah tamah dan biasanya ditutup dengan santap siang. Yasco telah menggelar 303 pertemuan umum.

Jika ditilik dari usia, mereka yang menjadi anggota mulai dari usia 23 tahun hingga 62 tahun. Profesi mereka bervariasi, mulai dari karyawan, dokter, TNI, hingga pengusaha dan artis. Tentu saja yang bisa menjadi anggota adalah mereka yang tidak atau belum terikat suatu perkawinan. Sementara itu, pria yang masih terikat perkawinan, tapi dengan alasan yang dibenarkan hukum bisa memiliki istri lebih dari satu juga dapat menjadi anggota. Namun tidak jarang Yasco menghadapi orang yang mendaftar hanya untuk iseng semata.

Pernah suatu hari Hasbie didatangi seorang pria yang mendaftar dan membayar iuran untuk satu tahun. Kemudian dia meminta sekaligus banyak nama gadis. Ketika ditanya kenapa begitu banyak nama sekaligus orang tadi menjawab, biar tiap malam bisa ganti-ganti pacaran. “Seketika itu juga saya mengembalikan uangnya dan mencoret namanya dari keanggotaan. Saya tidak ingin membantu orang berbuat dosa,” ujar Ayah lima orang anak ini.

Hingga saat ini anggota Yasco masih cukup banyak. Itu menjadi salah satu indikator persoalan jodoh tetap relevan hingga saat ini. Menurut Hasbie ada tiga alasan utama kenapa orang sulit mendapat jodoh. Pertama, orang tidak berani ambil keputusan untuk menikah. Kedua, kesibukan orang bekerja atau meniti karir dan ketiga karena trauma dengan perkawinan yang buruk entah keluarga sendiri atau orang lain.

Hasbie meyakini bahwa jodoh diatur oleh Tuhan dan pernikahan itu sendiri sebuah ibadah. Manusia dalam menggapai itu perlu juga berusaha. Dengan motivasi luhur seperti itu, Hasbie bersama timnya dalam Yasco lelah menjadi mak comblang. (Adhi)

Read more ...
Designed By Published.. Blogger Templates